Anda adalah Pelawat Yang Ke-

Friday, January 25, 2013

Allah Adalah Kasih


1 Yohanes 4:7-21

4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi , sebab kasih itu berasal dari Allah ; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. j  4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. k  4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal l  ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.m  4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita n  dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. o  4:11 Saudara-saudaraku p  yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, q  maka haruslah kita juga saling mengasihi. r  4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. s  Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. t  4:13 Demikianlah kita ketahui, u  bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. v  4:14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, w  bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. x  4:15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, y  Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. z  4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, a  dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. b  4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna c  di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya d  pada hari penghakiman 2 , e karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; f  sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. g  4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, h  maka ia adalah pendusta, i  karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, j  tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. k  4:21 Dan perintah ini l  kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. m 


  1 Full Life : MARILAH KITA SALING MENGASIHI.
Nas : 1Yoh 4:7
Walaupun kasih merupakan suatu aspek dari buah Roh (Gal 5:22-23) dan bukti kelahiran baru (1Yoh 2:29; 3:9-10; 5:1), kasih juga adalah sesuatu yang harus kita kembangkan. Oleh karena itu, Yohanes menasihati kita untuk saling mengasihi, memperhatikan sesama kita dan berusaha memajukan kesejahteraan mereka. Yohanes tidak berbicara mengenai itikad baik, tetapi mengenai keputusan dan sikap untuk menolong orang lain (1Yoh 3:16-18; bd. Luk 6:31). Yohanes mendorong kita untuk memperlihatkan kasih karena tiga alasan:
  1. 1) Kasih adalah sifat Allah sendiri (ayat 1Yoh 4:7-9), yang dinyatakan dengan mengaruniakan Anak-Nya kepada kita (ayat 1Yoh 4:9,10). Kita mengambil bagian dalam sifat-Nya karena kita lahir dari Dia (ayat 1Yoh 4:7).

Friday, January 4, 2013

The Living Message


The time of Jesus’ coming to earth marked the beginning of the most important stage of the plan of
salvation. God the Son allowed Himself to be transformed from the dazzling God being that He’d been
before, into what would be, by comparison, a severely limited human form, something less than even His angels are created to be. It was time for the Godhead to send One of their own into the dark, evil world that
we inhabit, the world occupied by a sinister angel rebel with nothing but murder on his mind. The human race, having been taken hostage and slowly killed off by this rebel, could be saved only by God sacrificing His Son in the place of those doomed human beings.
Jesus’ coming to earth—God the Son in human form—was the climax of the long story of Israel’s covenant relationship with God and God’s quest to reconcile humanity with Him. Jesus, the Logos, the Word of God, came to show the world what God was like. This perspective needs to be in place before we even begin to read the Gospels. We must explore every story, every parable, every miracle, every saying of Jesus with the question “What does this tell us about God?” God had already revealed Himself to His people through prophets, through the Temple system, through the written words of Scripture. But none of these revelations was able to completely capture what God was like. Only Jesus was able to do that; only Jesus is God’s living message to humanity—not just for the 33 or so years He walked the earth, but for us today.